Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

Jakarta – Organisasi Aspek Kesehatan Global (WHO) merekomendasikan “vaksinasi terarah” pada upaya melawan cacar monyet atau mpox, alih-alih vaksinasi massal pada wilayah di area mana virus yang disebutkan terdeteksi. WHO dapat dipertanggungjawabkan bahwa menghentikan penyebaran mpox lebih tinggi mudah daripada menangani COVID-19.

“Vaksinasi massal tak direkomendasikan; ini sangat penting. Vaksinasi harus benar-benar terarah di tempat tempat pada mana virus menyebar,” kata juru bicara WHO Margaret Harris di wawancara eksklusif dengan Anadolu pada Selasa.

Read More

Dia mencatatkan data bahwa penyebaran cepat virus ini sudah pernah menarik perhatian global, sambil menambahkan bahwa virus mpox memiliki dua jenis genetik: Clade 1 lalu Clade 2.

Harris menyatakan keprihatinan berhadapan dengan jenis baru virus ini, Clade 1b, yang muncul tahun lalu, dengan mengatakan: “Inilah yang digunakan kami khawatirkan dikarenakan virus ini menyebar sangat cepat. Ini adalah juga memiliki tingkat kematian yang mana cukup tinggi, teristimewa dalam kalangan anak-anak.”

Dengan menekankan bahwa salah satu perasaan khawatir utama adalah penyebaran virus yang tersebut cepat, ia mengungkapkan bahwa virus ini menyebabkan lebih lanjut banyak persoalan hukum pada 2024 dibandingkan dengan 2023, lalu bahwa tahun lalu sudah pernah mencatatkan data lebih tinggi banyak tindakan hukum mpox daripada sebelumnya.

Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa untuk sementara jumlah keseluruhan perkara mpox atau cacar monyet meningkat di area bagian timur Republik Demokratik Kongo. Virus yang dimaksud juga menyebar ke Burundi, Rwanda, Uganda, kemudian Kenya.

“Kami mengawasi tingkat kematian yang tersebut lebih lanjut tinggi, sekitar 3 persen dan juga di area kelompok yang dimaksud sangat rentan, seperti anak-anak kecil, lebih tinggi tinggi dari itu,” katanya.

“Kami sangat khawatir tentang dampaknya terhadap anak-anak kecil. Sekarang penting untuk memahami bahwa populasi yang terkena dampak penyebaran ini adalah orang-orang yang mana terlantar akibat konflik. Mereka berada pada situasi yang mana sangat genting,” katanya.

Menunjukkan bahwa orang dengan infeksi cacar juga HIV lebih banyak kemungkinan besar mengalami bentuk mpox yang mana lebih besar parah, Harris mengungkapkan bahwa mereka miliki risiko kematian yang mana lebih banyak tinggi.

Dia mencatatkan data bahwa tidak ada ada terapi khusus untuk virus mpox juga tak ada obat antivirus untuk melawannya, tetapi perawatan simptomatik efektif.

Juru bicara WHO mengungkapkan bahwa orang yang digunakan terinfeksi penyakit ini akan mengembangkan ruam kulit, menekankan perlunya terapi untuk mengurangi infeksi lainnya.

Dia menyarankan bahwa mereka itu yang digunakan terinfeksi virus mpox akan mengalami demam kemudian membutuhkan obat penurun panas dan juga pereda nyeri.

Harris menekankan pentingnya pasien menerima perawatan medis dan juga dapat mengisolasi diri selama proses ini.

Dengan mencatatkan data bahwa vaksin yang dimaksud dikembangkan untuk cacar efektif melawan mpox, Harris mengatakan: “Vaksin ini direkomendasikan untuk orang-orang yang digunakan diketahui telah dilakukan terpapar”.

Disarankan mereka itu mendapatkannya di waktu empat hari setelahnya terpapar pada seseorang yang diketahui mengidap cacar monyet atau mpox.

“Kelompok lain yang harus divaksinasi adalah petugas kebugaran pada area pada mana terdapat pandemi yang dimaksud sedang berlangsung, untuk melindungi mereka. Ada beberapa kelompok lain yang digunakan berisiko lebih tinggi besar,” paparnya.

Eropa Utara, Amerika Serikat, serta Negeri Matahari Terbit miliki sumber daya yang tersebut baik untuk stok vaksin, katanya, menambahkan bahwa mereka ketika ini bekerja serupa erat dengan negara-negara yang tersebut memiliki stok kemudian produsen untuk meningkatkan produksi kemudian melakukan konfirmasi bahwa stok ini mencapai wilayah yang membutuhkan.

Dia mengungkapkan mpox adalah virus terlibat yang mana dapat dengan mudah dihentikan, selama merek yang mana terkena diidentifikasi, kontak yang mana baik dengan dia dijaga, dan juga langkah-langkah isolasi diterapkan.

Harris menegaskan bahwa tiada perlu lockdown oleh sebab itu wabah ini, tetapi diperlukan pengawasan yang mana baik untuk menentukan siapa yang sakit serta diagnostik laboratorium yang dimaksud baik.

Menyarankan orang agar tidaklah khawatir seolah-olah menghadapi situasi seperti COVID-19, Harris menekankan bahwa virus ini berbeda serta menyebar dengan cara yang mana berbeda.

“COVID-19 menyebar khususnya melalui udara. Yang satu ini menyebar khususnya melalui kontak fisik yang mana sangat dekat. Menghentikan semua hal yang mana Anda lakukan untuk kontak fisik sebenarnya lebih banyak mudah daripada ketika Anda miliki sesuatu yang digunakan menyebar melalui udara,” katanya.

“Namun, kami tiada ingin ini menyebar ke seluruh dunia juga menjadi pandemi, karena, sekali lagi, itu akan memberikan tekanan pada sistem kesehatan. Itu adalah alasan untuk menyatakan darurat kemampuan fisik warga yang tersebut menjadi perhatian internasional untuk menjaga dari pandemi.

“Tentu saja, itulah sebabnya kami miliki perjanjian pandemi yang sedang kami selesaikan lalu coba sepakati sehingga setiap kali kami menghadapi situasi seperti itu, kami miliki sistem yang tersebut dapat bekerja dengan sangat cepat juga menghentikan ancaman menjadi pandemi,” tambahnya.

Harris menunjukkan bahwa Pakistan lalu Swedia telah terjadi melaporkan tindakan hukum mpox, menyoroti pentingnya kedua negara ini di mendeteksi juga melaporkan tindakan hukum dengan cepat.

Dia juga menekankan pentingnya semua negara melaporkan tindakan hukum secara transparan, dikarenakan transparansi ini berkontribusi pada perjuangan melawan penyakit tersebut.

ANADOLU

Related posts