Turki akan menetapkan masa berkabung selama tiga hari untuk ratusan korban tewas dalam pengeboman rumah sakit di Jalur Gaza. Presiden Recep Tayyip Erdogan menuduh Israel sebagai dalang pengeboman rumah sakit tersebut.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/10/2023), rencana penetapan masa berkabung selama tiga hari untuk Turki itu diumumkan Erdogan dalam pernyataan via media sosial X pada Rabu (18/10) waktu setempat.
Erdogan yang merupakan pendukung kuat untuk perjuangan Palestina, menuduh Israel ‘menyerang rumah sakit yang menjadi tempat perlindungan bagi wanita, anak-anak, dan warga sipil yang tidak bersalah’. Dia menyerukan dunia untuk menghentikan tragedi yang terjadi di Jalur Gaza.
Israel dan militan-militan Palestina di Jalur Gaza, termasuk Hamas, saling melempar tudingan terkait pengeboman rumah sakit yang terjadi pada Selasa (17/10) malam waktu setempat. Hamas menuduh Israel sebagai dalangnya, sedangkan Tel Aviv menuding roket Jihad Islam yang salah sasaran sebagai penyebabnya.
“Untuk menghormati ribuan martir, yang sebagian besar adalah anak-anak dan warga sipil yang tidak bersalah, masa berkabung nasional selama tiga hari telah diumumkan di negara kami,” tulis Erdogan dalam postingan media sosialnya.
“Kami, Turki, merasakan dalam hari kami kepedihan mendalam yang dirasakan saudara-saudara kami di Palestina,” tegasnya.
Masa Berkabung Nasional
Ozlem Zengin dari Partai AKP yang berkuasa di Turki mengatakan bahwa masa berkabung nasional akan diumumkan berdasarkan dekrit kepresidenan.
“Penting untuk menunjukkan pada level apa kita memandang masalah ini,” ucapnya, seperti dikutip stasiun televisi swasta NTV.
Sementara juru bicara Partai AKP, Omer Celik, mengatakan bahwa penetapan masa berkabung selama tiga hari oleh Turki itu akan menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina yang tidak bersalah di Jalur Gaza. “Kita berbagi rasa sakit yang sama, kesedihan yang sama,” sebut Celik dalam konferensi pers.
Pada Selasa (17/10) waktu setempat, Erodgan mengecam serangan terhadap rumah sakit di Jalur Gaza sebagai ‘contoh terbaru serangan Israel yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang paling mendasar‘.
Banyak orang bergabung dalam unjuk rasa di Istanbul dan Ankara pada Selasa (17/10) malam, sambil meneriakkan seruan pro-Palestina.
Israel sebelumnya mengimbau warganya untuk meninggalkan Turki ‘sesegera mungkin’ di tengah ketakutan adanya serangan balasan. Hamas yang menguasai Jalur Gaza menyebut sedikitnya 471 orang tewas dan 314 orang lainnya mengalami luka-luka akibat pengeboman rumah sakit tersebut.