MBS Dituduh Palsukan Tanda Tangan Ayahnya untuk Sahkan Perang di dalam Yaman

MBS Dituduh Palsukan Tanda Tangan Ayahnya untuk Sahkan Perang di dalam di Yaman

Jakarta – Sebuah tuduhan kritis dilayangkan untuk Putra Mahkota juga penguasa de-facto Arab Saudi, Mohammad bin Salman atau yang dimaksud dikenal dengan MBS oleh mantan kepala mata-mata negara tersebut, Saad Al-Jabri.

Dalam sebuah film dokumenter terbaru BBC, berjudul The Kingdom: The World’s Most Powerful Prince, Al-Jabri mengatakan MBS telah lama memalsukan tanda tangan ayahnya, Raja Salman untuk mengerahkan pasukan darat ke Yaman.

Read More

Al Jabri adalah mantan ajudan mantan Putra Mahkota Mohammad Bin Nayef (MBN) dan juga menjadi tokoh kunci di komunitas intelijen Saudi. Al Jabri menyatakan bahwa MBS, yang digunakan pada waktu itu menjabat sebagai menteri pertahanan, merupakan kekuatan utama pada balik intervensi militer 2015 yang mana didukung oleh Amerika Serikat terhadap pergerakan Houthi lalu pasukan sekutu di tempat Yaman.

Dalam The Kingdom: The World’s Most Powerful Prince, Al-Jabri mengatakan: “Kami memulai peperangan pada Maret [2015] serta MBS menyokong intervensi darat. MBN – yang tersebut merupakan putra mahkota – mengungkapkan tidak. Tentara kami belum teruji dan juga kami tak berpikir bahwa merek akan melakukan pekerjaan itu.”

“Jadi MBN mengeluarkan dekrit dari raja untuk menghindari intervensi darat. Belakangan, kami terkejut bahwa ada dekrit kerajaan yang mana mengizinkan intervensi darat.”

Keterlibatan koalisi gabungan Saudi juga UEA dalam Yaman telah lama mengakibatkan hampir 400.000 orang tewas serta 4,5 jt orang mengungsi, menurut perkiraan PBB. Serangan udara yang mana dipimpin Saudi juga merenggut nyawa hampir 9.000 orang lalu melukai lebih besar dari 10.000 orang.

Koalisi ini tak berhasil mengusir Houthi dari ibu kota Yaman, dan juga kelompok ini sekarang menjadi pemimpin de-facto pada bagian utara negara yang dilanda konflik tersebut. Bagian selatan negara itu sebagian besar dikendalikan oleh Dewan Transisi Selatan yang tersebut separatis.

Al-Jabri, yang tersebut sekarang tinggal pada Kanada setelahnya melarikan diri dari kerajaan pada 2017, bersikeras bahwa klaimnya memiliki sumber yang digunakan dapat dipercaya di dalam Kementerian Dalam Negeri yang digunakan mengonfirmasi pemalsuan tersebut.

Dalam bagian lain dokumenter tersebut, John Sawers, mantan kepala MI6, menyatakan untuk BBC bahwa ia tidaklah tahu apakah Mohammed bin Salman, yang dimaksud banyak disebut dengan inisialnya, telah dilakukan memalsukan dekrit kerajaan, tetapi “jelas bahwa ini adalah tindakan MBS untuk melakukan intervensi militer di tempat Yaman. Itu bukanlah langkah ayahnya, meskipun ayahnya terlibat mendukungnya.”

Belum ada tanggapan mengenai film dokumenter yang dimaksud dari pihak Arab Saudi.

MIDDLE EAST MONITOR | MIDDLE EAST EYE

Pilihan Editor: Sayap organisasi Hamas Akui Ledakan Bom dalam Tel Aviv, Siapkan Banyak Kejutan

Related posts

Leave a Reply