6 Alasan Merasa Lelah tapi Bukan karena Kurang Tidur

Bola Rakyat – Mungkin kamu pernah merasa kaki, tubuh, bahkan sel-sel otak seakan lebih ‘berat’ dibanding sebelumnya. Dan ternyata, berdasar survei pada tahun 2020 oleh OnePoll, sebanyak 3-4 orang dewasa di Amerika kerap merasakan hal itu.

Mereka mengakui kalau kelelahan saat siang hari akan berdampak negatif terhadap produktivitas mereka. Dan salah satu solusi yang sering dianjurkan adalah cukup tidur.

Read More

Kedengarannya mudah, tapi menantang dalam praktiknya. Bagaimana tidak, misal, kamu sudah menghabiskan delapan sampai sembilan jam untuk tidur setiap malam, tapi masih tetap merasa sangat lelah. Bila itu terjadi, bisa saja kamu menghadapi kondisi kesehatan mental atau fisik yang mendasarinya.

“Merasa lelah dapat disebabkan oleh proses fisik atau mental dalam tubuh atau sering kali, kombinasi keduanya,” tegas William W. Li, M.D., seorang dokter penyakit dalam yang berbasis di Boston. Nah, bila kamu merasa lebih sering tertidur daripada yang diperkirakan berdasar pola tidur, salah satu faktor berikut mungkin menjadi penyebabnya.

1. Dehidrasi

“Orang sibuk terkadang lupa minum cukup air di siang hari. Saat dehidrasi, tekanan darah bisa turun. Ini berarti lebih sedikit darah yang dipompa ke otak dan otot, sehingga menyebabkan rasa lelah,” ujar Li. Solusinya, minumlah lebih banyak minuman yang menghidrasi dan makan lebih banyak makanan kaya air. Usahakan untuk minum cukup cairan hingga urine berwarna kuning muda atau pucat.

2. Stres dan kecemasan

Kecemasan mungkin bermanifestasi sebagai perasaan ‘terluka’ atau pikiran berputar-putar, tapi hal ini juga menghabiskan energi dan menyebabkan perasaan lelah. Pikiran yang cemas sulit untuk beristirahat. Solusinya, bernapas dalam-dalam.

Mengutip dari Eating Well, bernapas dari perut (pernapasan diafragma), dapat membantu mengatur sistem saraf dan mengurangi respons stres fisiologis tubuh. Jadi, bila merasa stres atau kecemasan menguras energi, letakkan tangan di perut dan fokuslah untuk memperdalam pernapasan ke area tersebut.

3. Ketidakseimbangan energi dan gizi

Pola makan yang tidak seimbang sudah cukup merajalela, dan banyak orang tidak mengonsumsi jumlah kalori yang tepat untuk memenuhi kebutuhan energi harian mereka. Akibatnya, rendahnya kadar zat besi, vitamin D, dan vitamin B12 dapat membuat kamu merasa lelah, cemas, dan lemah.

Begitu pula dengan konsumsi kalori yang rendah. Pendekatan terbaik dalam makan untuk mendapatkan energi yang stabil adalah dengan menyertakan campuran karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan protein tanpa lemak setiap kali makan. Pilih makanan yang akan membuat kenyang dan tetap bertenaga, serta memberikan nutrisi yang mencegah kelelahan.

4. Depresi

Lebih dari delapan persen orang Amerika pernah mengalami setidaknya satu episode depresi berat, menurut perkiraan dari National Institutes of Health. Ya, seseorang yang mengalami depresi cenderung merasa lelah, tidak termotivasi, dan letih.

Dan cara terbaik untuk mengatasi kelelahan yang berhubungan dengan depresi adalah dengan mengobati depresi itu sendiri, saran Li. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode, termasuk terapi, mengonsumsi obat antidepresan, memperbaiki pola makan dan pilihan gaya hidup, serta mendapatkan bantuan untuk menghilangkan pemicu depresi.

5. Kehamilan atau pergeseran hormon

Kelelahan adalah salah satu gejala ketidakseimbangan hormon yang paling umum. Progesteron yang rendah dapat mengganggu tidur, sedangkan kadar progesteron yang tinggi dapat menyebabkan kelelahan. Pergeseran estrogen yang terjadi bersamaan dengan menopause juga dapat merusak tidur dan energi.

“Kehamilan, menyusui, masa nifas, perawatan kesuburan, dan siklus menstruasi, semuanya merupakan roller coaster bagi hormon yang menyebabkan tingkat energi kamu memuncak dan menurun. Dan sering kali tanpa pemberitahuan. Solusinya, bicaralah dengan dokter kandungan kamu.

6. Penyakit jantung atau kondisi kronis lainnya

Ada juga sejumlah kondisi medis seperti gagal jantung, kanker, penyakit paru obstruktif kronik (COPD), fibromyalgia, kondisi autoimun, penyakit tiroid, penyakit ginjal, penyakit hati, dan masih banyak lagi yang dapat menyebabkan kelelahan kronis. Solusinya, temui dokter yang bisa membantu gangguan tersebut.

Bila kelelahan berlanjut selama lebih dari beberapa minggu meskipun kamu telah istirahat malam yang cukup dan tidak dapat mengidentifikasi penyebabnya dengan jelas, atau jika gejalanya mengganggu kualitas hidup atau kemampuan untuk bekerja, maka inilah saatnya menemui dokter.

Related posts

Leave a Reply