Bola Rakyat – Eks pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini mengimbau kepada pencinta sepak bola Tanah Air untuk tak berlebihan dalam memuji para pemain naturalisasi di Timnas Indonesia karena bisa menyakiti perasaan pemain lokal.
Fakhri Husaini yang kini menjadi Direkur Teknik Deltras FC, mengungkapkan pemikirannya terhadap Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2023 hingga pro dan kontra terkait pemain naturalisasi.
Soal pemain naturalisasi yang mulai menjamur, baik di timnas senior dan level usia, Fakhri menyoroti sanjungan kebablasan yang diberikan publik.
“Pesan saya, tidak perlu berlebihan memberikan pujian kepada pemain-pemain naturalisasi. Sebab, tanpa disadari, pujian yang berlebihan ini bisa menyakiti pemain lokal,” ujar Fakhri Husaini.
Pandangan Fakhri Husaini
“Ini sepak bola, ada 11 pemain. Perlu hati-hati. Siapa yang memulai menimbulkan perpecahan ini, saya tidak tahu. Namun, ketika pujian berlebihan kepada pemain naturalisasi, seolah-olah keberhasilan tim karena mereka,” jelas Fakhri Husaini.
Ia menganggap peran para pemain lokal di Timnas indonesia seperti Rizky Ridho, Nadeo Argawinata, hingga Ernando Ari Sutaryadi, tidak boleh dianggap lebih kecil ketimbang pemain naturalisasi.
Sementara di Piala Dunia U-17 2023, Timnas Indonesia U-17 tanpa pemain naturalisasi. Namun, tim berjulukan Garuda Asia itu memiliki dua pemain diaspora. Keduanya adalah Welber Jardim dan Amar Brkic.
Pujian yang Proporsional
Welber Jardim adalah bek Sao Paulo U-17 di Brasil yang lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sementara, Amar Brkic asal Jerman yang menimba ilmu di TSG 1899 Hoffenheim, Jerman. Namun, ibunya berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.
“Saya tidak tahu, kalau Timnas Indonesia U-17 gagal di Piala Dunia U-17 2023, bisa jadi yang salah adalah semua pemain lokal,” imbuh Fakhri Husaini.
“Berikan pujian yang proposional. Itu yang dibutuhkan sepak bola Indonesia, oleh pemain lokal,” ujar pelatih Timnas Indonesia U-16 pada medio 2017-2018 dan nakhoda Timnas Indonesia U-19 pada 2018-2019 itu.