Bola Rakyat – Everton harus menerima hukuman berat untuk kasus pelanggaran Financial Fair Play (FFP). Mereka dijatuhi hukuman pengurangan 10 poin di klasemen sementara Liga Inggris 2023/2024. Awal tahun ini, tepatnya pada Maret 2023, Premier League melaporkan The Toffees kepada komisi independen terkait dugaan pelanggaran terhadap aturan profitabilitas dan keberlanjutan pada periode musim 2021/2022.
Menurut aturan Premier League, klub diizinkan merugi maksimal sebesar 105 juta pounds selama tiga tahun secara beruntun. Nah, The Toffees mengalami kerugian lebih besar dari batas tersebut, yaitu senilai 124,5 juta pounds. Kerugian tersebut berarti Everton telah melanggar aturan FFP yang berlaku. Jadilah mereka harus menerima hukuman pengurangan poin musim ini.
Hukuman Everton berlebihan
Kasus Everton ini sebenarnya tidak begitu buruk. Batas rugi maksimal adalah senilai 105 juta pounds dan Everton merugi 124,5 juta pounds, hanya lebih buruk sekitar 24,5 juta pounds. Karena itu, ada beberapa pihak yang merasa hukuman pengurangan 10 poin untuk The Toffees terasa berlebihan, termasuk Jamie Carragher.
“Saya rasa hukuman ini berlebihan. Kita cuma membahas sekitar 20 juta pounds, angka itu cukup kecil jika mengingat besarnya biaya transfer di Premier League sekarang,” ujar Carragher.
Ingat ada klub-klub lain
Menurut Carragher, hukuman pengurangan poin adalah jenis hukuman yang seharusnya jadi pilihan terakhir. Sekarang The Toffees langsung terdampar di zona degradasi setelah kehilangan 10 poin. “Saya rasa, mengurangi poin klub adalah hukuman yang sangat berat. Hukuman semacam itu seharusnya jadi pilihan terakhir,” lanjut Carragher.
“Anda bisa memberikan hukuman embargo transfer, khususnya untuk klub dengan kondisi seperti Everton sekarang.” “Hukuman ini terasa berlebihan dan saya merasa kasihan untuk Everton, khususnya dengan apa yang terjadi di klub-klub lain,” tandasnya.