Jakarta – Parlemen tanah Ukraina resmi meratifikasi Statuta Roma pada Rabu, 21 Agustus 2024, kata para pejabat, di sebuah tindakan yang mana menyebabkan negara itu selangkah lebih tinggi dekat untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE).
Statuta Roma merupakan konvensi yang tersebut menjadi dasar pembentukan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Naskah hukum internasional itu menetapkan empat kejahatan internasional inti yakni genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, lalu kejahatan agresi. Dalam Statuta Roma termaktub kejahatan-kejahatan yang dimaksud tak berlaku waktu maksimum untuk memulai proses hukum.
Sebelumnya, negara Ukraina sudah pernah mengakui yurisdiksi ICC, dengan melakukan penandatanganan Statuta Roma pada 2000. Negara itu juga telah lama menekankan perlunya ratifikasi Statuta Roma melalui langkah yang mana dibuat pada 2015 oleh Dewan Keselamatan dan juga Defense Nasional. Kendati demikian, keanggotaan penuh di ICC merupakan bagian penting dari upaya negeri Ukraina untuk akhirnya bergabung dengan Uni Eropa.
Hal itu juga akan memungkinkan pihak berwenang menghukum tambahan efektif para terdakwa penjahat peperangan Rusia di area sedang invasi Ibu Kota Rusia terhadap Ukraina, menurut anggota parlemen Oleksiy Honcharenko.
Ratifikasi yang disebutkan didukung oleh 281 anggota parlemen, dengan satu pengumuman menentang. Presiden negeri Ukraina Volodymyr Zelensky mengajukan paket rancangan undang-undang tentang ratifikasi itu pada awal Agustus. Undang-undang yang disebutkan akan mulai berlaku 60 hari pasca diterima oleh sekretaris jenderal PBB.
Ratifikasi yang disebutkan diadopsi dengan ketentuan tanah Ukraina tiada akan mengakui yurisdiksi pengadilan berhadapan dengan warga negara negeri Ukraina pada persoalan hukum kejahatan pertempuran selama tujuh tahun pasca adopsi resminya.
“Dengan mengambil langkah ini, tanah Ukraina menunjukkan komitmennya yang mana teguh untuk meningkatkan kekuatan keadilan internasional,” kata Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba di dalam media sosial X. “Dengan ratifikasi Statuta Roma, negeri Ukraina juga mengambil langkah penting lainnya untuk bergabung dengan UE.” Statuta Roma telah dilakukan diratifikasi oleh 124 negara – bukan termasuk Rusia, yang menarik kembali tanda tangannya pada 2016. Dengan ratifikasi ini, negara Ukraina menjadi negara anggota ke-125 pada Statuta Roma.
Pada Maret 2023, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Kepala Negara Rusia serta Komisaris Presiden Rusia untuk Hak Anak Maria Lvova-Belova, sebagai pejabat Rusia yang tersebut diduga mengawasi deportasi paksa sedikitnya puluhan ribu anak tanah Ukraina ke Rusia juga wilayah yang digunakan diduduki Rusia.
ICC juga mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Sergei Shoigu, sekretaris Dewan Ketenteraman Rusia (sebelumnya menjabat Menteri Pertahanan), dan juga Valery Gerasimov, kepala Staf Umum tentara Rusia, berhadapan dengan kejahatan konflik terhadap Ukraina. Kuleba mengungkapkan tanah Ukraina telah terjadi bekerja mirip secara efektif dengan ICC untuk meyakinkan akuntabilitas yang komprehensif berhadapan dengan semua kekejaman Rusia yang digunakan dilaksanakan selama agresi di dalam Ukraina.
KYIV INDEPENDENT | REUTERS
Pilihan editor: Kecelakaan Bus di tempat Iran Tewaskan 28 Jemaah Syiah dari Pakistan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di dalam Google News, klik di sini