Jakarta – Tesla kembali mempertahankan posisinya sebagai perusahaan otomotif paling inovatif di dalam dunia menurut survei Future Readiness Indicator (FRI) 2024 yang dirilis oleh The International Institute of Management and Development (IMD).
Dikutip dari situs resmi IMD, meskipun menghadapi persaingan yang dimaksud semakin ketat, Tesla berhasil mempertahankan posisinya di area puncak dengan skor sempurna 100.0, baik pada 2023 maupun 2024.
Survei FRI tahunan ini mengukur kesiapan masa depan dari 24 perusahaan otomotif global juga menilai perubahan yang mana diadakan oleh masing-masing perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Tesla unggul dari BYD Co. Ltd. dari China (78.20), Volkswagen AG dari Jerman (72.37), Stellantis NV dari Belanda (72.32), juga Hyundai Motor Co. Ltd. dari Korea Selatan (70.32).
Meskipun Tesla masih memimpin, namun selisih skor dengan para pesaingnya semakin tipis. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan di area sektor otomotif, khususnya dalam sektor kendaraan listrik (EV), semakin ketat.
“Indikator Kesiapan Masa Depan terus-menerus bergerak dinamis. Menurunnya peringkat perusahaan pada daftar bukanlah berarti perusahaan itu tiada inovatif. Inovasi mereka tak cukup pesat, sehingga diambil alih oleh para pesaing,” kata Direktur IMD Center for Future Readiness, Howard Yu, di keterangan resminya.
Salah satu contoh yang digunakan disebutkan Yu adalah Toyota, yang mana peringkatnya terus merosot dari tempat kedua pada 2022 menjadi peringkat 10 pada 2023, lalu pada masa kini ada pada tempat 11. Peringkat Toyota disalip oleh beberapa produsen mobil listrik dari China seperti BYD, Nio, kemudian Li Auto.
Salah satu pesaing utama Tesla yang dimaksud menunjukkan kemajuan pesat adalah BYD. Pada kuartal III 2023, untuk pertama kalinya, perdagangan EV BYD melampaui Tesla. Meskipun Tesla berhasil kembali mengawasi pelanggan pada kuartal I 2024, namun hal ini menunjukkan bahwa dominasi Tesla tak lagi terjamin.
Faktor lain yang mana menggerakkan kemajuan pesat BYD adalah keunggulan nilai yang digunakan signifikan dibandingkan pesaing Barat. Ditambah dengan agresivitas di inovasi, BYD diprediksi akan menguasai sepertiga bursa EV global pada 2030, menjadi ancaman kritis bagi para pembuat mobil Eropa yang digunakan mapan.
“Keberhasilan Tesla di dalam masa depan akan bergantung lebih tinggi dari sekadar harga, merek harus mempertahankan keunggulan teknologi merekan serta memenuhi janji besar dia di AI,” ujar Yu.
ANTARA
Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Hal ini