Bola Rakyat – Melatih Barcelona memang kejam, salah satu pekerjaan manajer sepak bola yang paling berat di dunia. Tekanan dan tuntutannya sangat tinggi, padahal situasi klub sedang sulit. Xavi mengalami itu dan bersaksi.
Minggu, 28 Januari 2024, pengumuman mengejutkan disampaikan Xavi secara langsung, setelah Barca menelan kekalahan pahit 3-5 dari Villarreal. Sepertinya hasil buruk itu mempersulit posisi Xavi yang memang sudah tertekan dalam beberapa bulan terakhir.
Xavi mengatakan bahwa dia akan meninggalkan tim di akhir musim dan bahwa keputusannya sudah dibuat sejak lama. Tekanan jadi pelatih Barcelona masih terlalu besar.
Keputusan Xavi sepertinya sudah bulat, tidak bisa diubah. Bahkan meski Joan Laporta dan para pemain berharap dia bertahan, Xavi mengatakan bahwa kepergiannya harus terjadi demi kebaikan klub.
Kejamnya melatih Barcelona
Barcelona adalah klub juara, setiap tahun ada target meraih trofi, tidak bisa tidak. Musim lalu Xavi berhasil melakukan itu, mempersembahkan La Liga, tapi tetap saja kontribusinya dianggap minim.
Xavi berulang kali diserang kritik sejak awal musim, karena inkonsistensi Barcelona. Bahkan isu pemecatan Xavi sempat menguat.
“Apakah terasa kejam melatih Barcelona? Faktanya memang demikian. Saya hanya mencoba mengekspresikan perasaan saya. Mereka membuat Anda merasa tidak pantas,” kata Xavi.
“Saya pernah bicara dengan Pep, Ernesto, dan Luis Enrique, tapi saat itu saya tidak paham posisi mereka. Sekarang saya mengalaminya sendiri.”
“Saya tidak bisa menikmatinya. Seolah-olah Anda mempertaruhkan hidup sepanjang waktu,” tandasnya.