Jakarta – Wakil Menteri Luar RI Pahala Nugraha Mansury kunjungan kerja ke Ankara, Turki pada 15-16 Agustus 2024. Sebagai sesama negara emerging economies yang dimaksud berpengaruh di dalam kawasan, Indonesia dan juga Turki perlu mengembangan kerja mirip di area sektor-sektor strategis dan juga menyuarakan kepentingan negara mengalami perkembangan (Global South).
Kunjungan Wamenlu Pahala dilaksanakan di kapasitasnya sebagai Special Envoy Presiden RI untuk mengembangkan kerja identik dalam sektor strategis antara kedua negara. Indonesia kemudian Turki telah lama meluncurkan High Level strategic Cooperation Council (HLSC) pada 2022. HLSC merupakan media komunikasi di dalam tingkat Kepala Negara untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Pada kunjungan ini, Wamenlu Pahala secara khusus menemui Special Envoy Presiden Turki, Akif Cagatay Kilic. Dalam pertemuan, keduanya mendiskusikan persiapan HLSC pertama yang digunakan kemungkinan diadakan akhir 2024 atau awal 2025. Beberapa bidang kerja sejenis strategis dibahas sebagai deliverables konkrit HLSC, antara lain kerja serupa strategis dalam sektor pertahanan serta sektor pertahanan, percepatan penyelesaian negosiasi Indonesia-Turki CEPA, kerja mirip di area bidang energi, counter-terrorism dan juga kerja sebanding antar Parlemen.
Selain itu, Pahala juga bertemu dengan Wamenlu Turki Burhanettin Duran, untuk mendiskusikan isu bilateral pada kerangka 75 tahun hubungan diplomatik, isu regional yaitu keinginan Turki menguatkan kerja serupa dengan ASEAN, dan juga penegasan dukungan kedua negara bagi Palestina.
Guna mengupayakan kerja serupa strategis, khususnya di area bidang pertahanan, Wamenlu Pahala bertemu dengan Wakil Menteri Keuangan, Turki Osman Celik. Keduanya mengkaji mengenai upaya dukungan pendanaan, penjaminan di pengadaan alat-alat pertahanan, penguatan kerja sebanding Selatan-Selatan dan juga Triangular untuk menyokong sesama negara berkembang. Melalui kunjungan kerja ini, Indonesia juga Turki diharapkan dapat bekerja mirip lebih besar erat lalu mewujudkan potensinya menjadi emerging regional and global powers.
Pilihan editor: Cina, Negara Eksternal Paling Sering Disebut Industri Media AS, Mengapa?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co dalam Google News, klik di sini