Jakarta – Kepala intelijen militer Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva, pada Rabu memohonkan pengampunan dari rakyat negara Israel akibat gagal melindungi mereka itu dari serangan gerakan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Menurut sebuah video yang dimaksud dirilis oleh militer Israel, Haliva – pejabat tinggi pertama yang dimaksud mengajukan permohonan pengampunan di tempat depan umum – menyatakan pada sebuah upacara yang menandai kemundurannya— bahwa “kami tidak ada menjunjung kesucian sumpah kami.”
Tanggal 7 Oktober, ketika pejuang kelompok Hamas menyerbu komunitas negeri Israel selatan, pangkalan militer serta pesta rave, adalah “hari yang digunakan pahit dan juga kelam yang tersebut saya bawa pada hati, hati nurani, juga di area pundak saya setiap hari lalu waktu malam sejak ketika itu,” kata Haliva.
“Permintaan maaf bukan akan mengoreksi, menyembuhkan, atau memulihkan orang-orang terkasih yang sudah membayar nilai tukar terberat, namun harus diucapkan… Atas nama saya juga seluruh sayap intelijen, saya memohonkan maaf.”
Militer mengumumkan pada April bahwa Haliva sudah meminta-minta untuk dibebastugaskan, dengan alasan “tanggung jawabnya” melawan kegagalan menghindari serangan tersebut, yang memicu peperangan yang dimaksud sedang berlangsung di area Jalur Gaza.
Perdana Menteri negeri Israel Benjamin Netanyahu bukan pernah secara resmi memohon maaf menghadapi kegagalan pemerintahannya atau pasukan keamanan negaranya di menjaga dari serangan yang dimaksud belum pernah terjadi sebelumnya, serangan paling mematikan di area negeri Israel sejak didirikan pada 1948.
Serangan organisasi Hamas mengakibatkan kematian 1.139 orang, menurut nomor resmi Israel. Pejuang Palestina juga menyandera 251 sandera, 105 dalam antaranya masih berada dalam Kawasan Gaza termasuk 34 orang yang dimaksud menurut militer tewas.
Kampanye militer balasan tanah Israel sudah pernah menewaskan 40.223 warga Palestina di area Gaza, menurut kementerian kondisi tubuh setempat. Kantor hak asasi manusia PBB mengungkapkan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan juga anak-anak.
Militer negeri Israel menyatakan 333 tentaranya tewas dalam Wilayah Gaza sejak serangan darat dimulai pada 27 Oktober.
ARAB NEWS