Jakarta -Kamboja tertarik untuk membeli beberapa peralatan militer produksi Indonesia, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Rabu, 21 Agustus 2024, ketika mengadakan rapat bilateral dengan negara yang disebutkan untuk memperingati 65 tahun hubungan diplomatik.
Retno mengatur rapat bilateral bersatu dengan Menteri Luar Negeri sekaligus Deputi Pertama Menteri Kamboja Sok Chenda Sophea, pada Joint Commission for Saling Menguntungkan Cooperation (JCBC) di dalam ibu kota Phnom Penh. JCBC kali ini merupakan rapat yang kelima, setelahnya sebelumnya dilakukan pada 2018.
Indonesia juga Kamboja mendiskusikan lima topik besar yaitu kerja mirip politik, kerja identik pertahanan serta keamanan, kerja serupa ekonomi, kerja identik sosial budaya kemudian pariwisata, dan juga isu kawasan serta global.
Perihal kerja serupa pertahanan kemudian keamanan, Retno menggalakkan penguatan kemitraan yang digunakan telah lama terjalin, melalui dialog, latihan bersama, juga penyelenggaraan kapasitas.
“Dalam hal ini, Kamboja menyampaikan ketertarikan untuk membeli beberapa orang peralatan militer produksi Indonesia seperti helikopter kemudian senjata ringan,” katanya di keterangan pers.
Ia lantas mengundang pihak Kamboja untuk mengunjungi lapangan usaha pertahanan Indonesia, seperti ke PT PINDAD juga PT Dirgantara Indonesia, dan juga juga berpartisipasi pada Indo Defence Expo & Diskusi yang mana akan diselenggarakan pada 6 – 9 November.
Selain pertahanan lalu keamanan, kedua negara juga mengkaji isu perbuatan pidana perdagangan orang (TPPO), khususnya menyangkut penipuan daring atau online scam yang kian meningkat. Menurut catatan pemerintah, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dalam Phnom Penh telah lama menangani 842 persoalan hukum online scam yang mana melibatkan warga negara Indonesia.
“Untuk menguatkan upaya penanggulangan TPPO, di tempat pada pertemuan saya juga memacu pembentukan mekanisme bilateral khusus untuk pencegahan TPPO secara lebih banyak efektif,” ujar Retno.
Ia juga menyatakan ketertarikan lalu kesiapan sebagian perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di tempat bidang sektor pangan juga infrastruktur pada Kamboja, menggerakkan finalisasi nota kesepahaman di dalam bidang kerja sebanding kebudayaan, kemudian menggalakkan studi bersatu untuk pelayaran segera juga membuka jalur penerbangan secara langsung antara Indonesia dan juga Kamboja.
Nilai perdagangan Indonesia lalu Kamboja mencapai hampir US$1 miliar tahun lalu. Retno menyatakan ia lalu rekan sesama menlunya, Sok Chenda Sophea, setuju nilai itu masih bisa jadi ditingkatkan.
Dalam pembahasan isu regional dan juga global, keduanya menyokong implementasi Konsensus Lima Poin untuk mengatasi situasi di tempat Myanmar lalu menyatakan keprihatinan berhadapan dengan serangan tanah Israel di tempat Jalur Gaza.