Bolarakyat – Masa lalu Cristiano Ronaldo penuh warna. Ketika ada di Juventus, banyak cerita tak muncul ke permukaan. Namun kini, perlahan namun pasti, kisah CR7 di raksasa Italia tersebut mulai terkuak.
Mantan petinggi Juventus, Beppe Marotta mengakui Cristiano Ronaldo bisa menjadi sosok tak ramah ketika bekerja sama. CR7 bergabung dengan tim besar Serie A itu setelah gelontoran dana 88 juta euro pada 2018.
Ronaldo rela pergi ke Turin setelah sembilan tahun bermain gemilang bersama Real Madrid. Lima kali pemenang Ballon d’Or itu menghabiskan tiga tahun di Italia dan menorehkan pencapaian yang luar biasa, yakni memenangkan dua gelar liga.
Koleksi Gelar
Veteran asal Portugal itu juga sukses mengoleksi 101 gol dalam 134 penampilan. Setelah itu, ia sempat kembali ke klub lamanya, Manchester United, pada 2021.
Meski menikmati kesuksesan di Turin, Marotta mengungkapkan karier Cristiano Ronaldo di Allianz Stadium tidak selalu berjalan mulus. Secara keseluruhan, mantan kekasih Irene Shayk ini memberikan dampak positif bagi skuad.
Cronache di Spogliatoio merilis komentar Marotta. “Dia adalah pemain yang sangat bagus, dia masih seperti itu dan yang terpenting, dia adalah seorang juara yang hebat. Dia adalah pemimpin tim, dia yang paling terkenal dan dia menyeret yang lain ke dalam permainan,” jelasnya.
Datang jadi Masalah
Marotta mengakui, ketika Ronaldo datang, sang megabintang sudah membuat masalah. Namun, justru karena itulah, Juventus semakin solid dan menyokong penuh tindak-tanduk CR7.
Setelah meninggalkan Juventus, Cristiano Ronaldo beringsut ke Manchester United. Di sana, dia menghabiskan 16 bulan. Namun, waktunya di Old Trafford terhenti pada akhir tahun 2022.
Hal itu terjadi setelah Cristiano Ronaldo mengkritik klub dan pelatih Erik ten Hag dalam sebuah wawancara. Kapten Timnas Portugal itu bergabung dengan Al-Nassr. Kini, ia sudah mencetak 32 gol dalam 39 penampilan.